2.
Jelaskan Karakteristik matematika
sebagai ilmu yang terstruktur, dan sebutkan unsur-unsur dalam struktur
matematika!
Matematika merupakan ilmu
terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini karena matematika dimulai dari
unsur yang tidak didefinisikan. Untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya
yang menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik
atau konsep selanjutnya.
Dalam pembelajaran matematika guru
seharusnya menyiapkan kondisi siswanya agar mampu menguasai konsep-konsep yang
akan dipelajari mulai dari yang sedehana sampai yang lebih kompleks.
Struktur matematika adalah sebagai
berikut :
- Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
- Unsur-unsur yang didefinisikan
- Aksioma dan postulat
- Dalil atau teorema
3.
Apakah definisi Aksioma, Postulat, Dalil, dam Teorema!
-Aksioma adalah pendapat yang
dijadikan pedoman dasar dan merupakan dalil pemula sehingga kebenarannya tidak
perlu dibuktikan lagi.
- Postulat adalah pernyataan yang
dibuat untuk mendukung sebuah teori tanpa dapat dibuktikan kebenarannya.
- Dalil adalah kebenaran yang
diturunkan dari aksioma, sehingga kebenarannya perlu dibuktikan terlebih
dahulu.
- Teorema adalah sebuah pernyataan
yang sering dinyatakan dalam bahasa alami, yang dapat dibuktikan atas dasar
asumsi yang dinyatakan secara eksplisit ataupun yang sebelumnya disetujui.
4.
Menurut anda apa saja masalah yang dihadapi dalam Pembelajaran matematika di
sekolah, bagaimana cara menghadapinya?
Jawab:
Masalah
yang dihadapi di dalampembelajaran matematika di sekolah, misalnya:
-
Seorang
siswa sangat tidak suka akan pelajaran matematika, sehingga dia sulit untuk
memahami atau mencerna pelajaran matematika itu sendiri. Dan dia merasa jika
matematika itu adalah pelajaran yang sangat sulit dan sangat membosankan.
-
Solusinya,
kita sebagai guru hendaknya mengajarkan matematika dengan santai, diselingi
dengan candaan sehingga pelajaran matematika itu tidak membosankan. Dan ajaklah
mereka berinteraksi dengan baik. Berilah suatu pemahaman tentang matematika
itu, bahwa pelajaran matematika itu tidak sesulit yang dibayangkan oleh peserta
didik.
5.
Jelaskan 4 tahap perkembangan
kognitif dari individu menurut Piaget!
Jawab:
Tahap sensorimotor
(Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun,
merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai
oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan
dan tindakan-tindakan fisik.
-Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi
dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak
mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul
pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu
ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif
oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.Animisme
adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam
kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu
bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif
adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui
jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu
tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
-Tahap operasional konkrit (concrete operational stage),
yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget.
Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran
intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik
atau konkrit.
-Tahap
operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia
11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada
tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan
berpikir secara abstrak dan lebih logis.Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja
mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah
orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang
mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa
depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang mereka lakukan.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke
ketahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak
bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena
tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja
seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang
lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.
6.
Apa perbedaan antara belajar dan pembelajaran, berikan
satu contoh kasus belajar dan satu contoh kasus pembelajaran!
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner
dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkingan belajar.
Contohnya:
- Seorang murid yang ingin memahami pelajaran matematika, Dari sd menyukai matematika,sering membaca buku matematika, dan pada akhirnya dia melanjutkan di perguruan tinggi di bidang matematika. Dan itu berkelanjutan hingga menjadi guru matematika.
7.
Sebutkan dan jelaskan teori belajar aliran psikologi tingkah laku!
Ada
7 teori aliran psikologi tingkah laku yaitu:
A.
Teori Thorndike
Edward
l. Thorndike (1874-1949) mengemukan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan
sebutan law of effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila
respon murid terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau
kepuasan
teori
belajar stimulus respon yang dikemukakan oleh thorndike ini disebut juga
koneksionisme,teori ini mengatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan
proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa
dalil:
a.
Hukum Kesiapan (Law Of Readiness)
Yaitu
menerangkan bagaimana kesiapan seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan.
Seorang anak yang mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau melakukan
kegiatan tertentu dan kemudian dia benar melakukan kegiatan tersebut, maka
tindakannya akan melahirkan kepuasan bagi dirinya. Tindakan-tindakan lain yang
dia lakukan tidak menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
b.
Hukum Latihan (Law Of Exercise) dan Hukum Akibat (Law Of Effect).
Hukum
latihan menyatakan bahwa jika hubungan stimulus respon sering terjadi,
akibatnya hubungan akan semakian kuat. Sedangkan makin jarang hubungan stimulus
respon dipergunakan maka makin lemahnya hubungan yang terjadi.
Dalam
hukum akibat ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan yang terlahir dari adanya
ganjaran dari guru akan memberikan kepuasan bagi anak, dan anak cenderung untuk
berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah dicapainya itu. Guru yang
memberi senyuman wajar terhadap jawaban anak, akan semakin menguatkan konsep
yang tertanam pada diri anak. Kata-kata “ Bagus”, “Hebat” , ”Kau sangat teliti”
dan semacamnya akan merupakan hadiah bagi anak yang kelak akan meningkatkan
dirinya dalam menguasai pelajaran.
Disamping
itu, Thorndike mengutamakan pula bahwa kualitas dan kuantitas hasil
belajar siswa tergantung dari kualitas dan kuantitas Stimulus-Respon (SR) dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Makin banyak dan makin baik kualitas S-R
itu (yang diberikan guru) makin banyak dan makin baik pula hasil belajar siswa.
Implikasi
dari aliran pengaitan ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari adalah
bahwa:
Dalam
menjelaskan suatu konsep tertentu, guru sebaiknya mengambil contoh yang
sekiranya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga dari
alam sekitar akan lebih dihayati.
Metode
pemberian tugas, metode latihan (drill dan practicc) akan lebih cocok. Karna
siswa akan lebih banyak mendapatkan stimulus sehingga respons yang diberikan
pun akan lebih banyak.
Dalam
kurikulum, materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sesuai
dengan tingkat kelas dan tingkat sekolah. Penguasaan materi yang lebih mudah
sebagai akibat untuk dapat menguasai materi yang lebih sukar.
B.
Teori Skinner
Dalam
bagian ini akan diuraikan teori belajar menurut skinner. Burhus Frederic
Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat
penting dalam proses belajar. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus
positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak
dalam melakukan pengulangan perilakunya itu. Untuk mengubah tingkah laku anak
dari negatif menjadi positif, guru perlu mengetahui psikologi yang dapat
digunakan untuk memperkirakan dan mengendalikan tingkah laku anak.
Skinner
menambahkan bahwa jika respon siswa baik ( menunjang efektivitas pencapaian
tujuan) harus segera diberikan penguatan positif agar respon tersebut lebih
baik lagi, atau minimal perbuatan baik itu dipertahankan.
C.
Teori Ausubel
Teori
ini terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum
belajar dimulai. Ia membedakan belajar menemukan dengan belajar menerima, jadi
tinggal menghafalnya. Tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh
siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk dapat
membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna.
Pada
belajar menghafal, siswa menghafal materi yang sudah diterimanya, tetapi pada
belajar bermakna materi yang diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain
sehingga belajar lebih dimengerti. Selanjutnya bahwa Ausubel mengemukan bahwa
metode ekspositori adalah metode mengajar yang baik dan bermakna. Hal ini dikemukan
berdasarkan hasil penelitiannya. Belajar menerima maupun menemukan sama-sama
dapat berupa belajar menghafal atau bermakna.
Misalnya
dalam mempelajari konsep Pitagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk
akhir c2= b2+a2 sudah disajikan, tetapi jika
siswa memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga
siku-siku akan lebih bermakna.
D.
Teori Gagne
Menurut
Gagne dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh langsung oleh
siswa, yaitu objek langsung dan objek tidak langsung. Objek tak langsung antara
lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap
positif terhadap matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan
objek lansung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan aturan.
Fakta
adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, seperti lambang bilangan,
sudut, dan notasi-notasi matematika lainnya. Kemampuan berupa memberikan
jawaban dengan tepat dan cepat,misalnya melakukan pembagian bilangan yang cukup
besar dengan bagi kurang,menjumlahkan pecahan,melukis sumbu sebuah ruas garis.
Konsep
adalah ilmu abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam
contoh dan noncontoh misalkan konsep, bujur sangkar, bilangan prima, himpunan,
dan fektor.
Aturan
adalah objek yang paling abstrak yang berupa sifat dan teorema. Menurut Gagne,
belajar dapat dikelompokkan menjadi delapan titik belajar yaitu: belajar
isyarat , stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan,
pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah.
Dalam
pemecahan masalah biasanya ada 5 langkah yang harus dilakukan. Yaitu :
- Menyajikan
masalah dalam bentuk yang lebih jelas.
- Menyatakan
masalah dalam bentuk yang lebih operasional.
- Menyusun
hipotesis hipotesis alternattif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik.
- Mengetes
hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya.
- Mengecek
kembali hasil yang sudah diperoleh.
E.
Teori Pavlov
Pavlof
terkenal dengan teori belajar klasik. Ia melakukan percobaan terhadap seekor
anjing, anjing itu dikurung dalam suatu kandang dalam waktu tertentu dan diberi
makan. Selanjutnya, setiap akan diberi makan Pavlov membunyikan bel, ia
memperhatikan bahwa setiap dibunyikan berl pada waktu tertentu anjing itu
mangeluarkan air liurnya, walaupun tidak diberi makanan.
Pavlov
mengemukakan konsep pembiasaan atau conditioning. Dalalm hubugannya dalam
kegiatan belajar mengajar agar siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan.
Misalnya, agar siswa mengerjakan soal peekerjaan rumah dengan baik, biasakanlah
dengan memeriksanya, menjelaskannya, atau memberi nilai terhadap hasil
pekerjaannya.
F.
Teori Baruda
Baruda
mengemukakan bahwa siswa belajar itu melalui meniru. Pengertian meniru di sini
bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain,
terutama guru. Jika tulisan guru baik, guru berbicara sopan santun, tingkah
laku yang terpuji, menerangkan dengan jelas dan sistematis, maka siswa akan
menirunya. Jika contoh yang dilihat kurang baik maka ia pun akan
menirunya.
F.
Aliran Latihan Mental
Aliran
ini berkembang sampai dengan abad 20, yang mengemukakan bahwa struktur otak
manusia terdiri atas gumpalan-gumapalan otot, agar ini kuat, maka harus dilatih
dengan beban, makin banyak latihan dan beban yang makin berat,maka otot atau
otak itu makin kuat pula, oleh karna itu jika anak atau siswa ingin pandai,
maka ia harus dilatih otaknya dengan cara banyak berlatih memahamidan
mengerjakan soal-soal yang benar, makin sukar materi itu makin pandai pula anak
tersebut.
Struktur
kurikulum pada masa itu berisikan materi-materi pelajaran yang sulit, sehingga
orang sedikit yang bersekolah karna tidak kuat untuk mengikutinya. Disamping
faktor lain seperti keturunan, biaya, dan kesadaran akan pentingya sekolah.
Dalam
dunia pendidikan istilah belajar dan pembelajaran bukan hal yang asing lagi.
Namun, pada kenyataannya banyak sekali yang tidak tahu apakah pengertian
belajar dan pembelajaran. Bagi anda para pendidik, tentu istilah ini harus anda
kuasai. Berikut adalah pengertian istilah-istilah tersebut menurut para ahli,
yang diambil dari beberapa sumber.